Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Menyoal Isra'iliyyat Sejarah Kiai Hasan Wiso Bugel Jepara

mbah sapon di haul hasan kiso bugel jepara Menyoal Isra'iliyyat Sejarah Kiai Hasan Wiso Bugel Jepara
Mbah Sapon (foto kiri) dan situasi haul perdana Kiai Hasan Wiso, Bugel, Jepara, Kamis (24 Januari 2024), siang. Foto: dutaislam.com.


Dutaislam.com - Di makam lazim Sawit Desa Bugel, Kedung, Jepara, ada nama leluhur penduduk Bugel yang diketahui dengan nama Kiai Hasan Wiso (Hasan yang jago racun). Pada Kamis siang, 15 Januari 2024 kemarin, haul perdana Kiai Hasan Wiso Bugel digelar di kompleks makam lokal. 


Setidaknya, ada ratusan keturunan Kiai Hasan yang tiba ke acara terbatas tersebut. Dalam agenda yang cuma berlangsung sekitar dua jam itu, hadir seorang tokoh bernama Mbah Sapon (dari Sukoharjo). Melalui klaimnya, Kiai Hasan disebut sebagai tokoh yang hidup di kurun 16. 


Menurut klaimnya, Hasan bareng Raden Bagus Citro (dimakamkan di Wanusobo, Kedung) pernah diutus oleh Sultan Pajang Hadiwijoyo untuk mencari Syaikh Makdum Ali (diklaim Sapon selaku ulama' asal Rum) yang pada bertahun-tahun sebelumnya menghilang padahal mendapatkan amanah mencari pembunuh Sultan Hadlirin.


Menurut klaim Sapon, Hasan dan Bagus Citro akhirnya berhasil memperoleh Maqdum Ali di Muria, bersama Sunan Muria. Mereka bertiga pun menuju Jepara, menemui Ratu Kalinyamat, dengan bekal satu kepek emas (Jawa: kiso) yang terbuat dari janur. Disebutlah Hasan dengan julukan Hasan Kiso, bukan Hasan Wiso.  


Di Kedung, mereka dicegat 10 orang yang ingin merampok emas tersebut. Mereka semua dilawan oleh Hasan, Bagus Citro dan Maqdum Ali. Senjata kayu perampok kocar-kacir dan tugel-tugel. Disebutlah daerah itu selaku Bugel. Demikian menurut klaim sejarah Mbah Sapon yang disampaikan pada Kamis siang itu.  


Blunder Sejarah

Bila model sejarah atas Mbah Sapon itu benar, maka, beberapa pertanyaan mampu diajukan, sebagaimana diutarakan oleh trah ke-7 Kiai Hasan pada siang itu, dalam sesi diskusi (tanya jawab). 


  1. Keturunan Mbah Hasan yang masih hidup sekarang ada di urutan ke-5, ke-6, ke-7 dan ke-8. Kalau Mbah Hasan hidup di kurun 15 (1.500) harusnya keturunan kini berada di urutan ke-13, ke-14 atau ke-15, mirip keturunan para Walisongo itu, yang tercatat rapi. Apakah mungkin orang yang hidup di era 16, keturunannya baru mencapai tujuh generasi?
  2. Menurut Sapon, Mbah Wiso berteman dengan Bagus Citro. Ini perlu disoal, pasalnya, data sejarah Pemdes Wanusobo menyebutkan bahwa R. Bagus Citro hidup di zaman Diponegoro (w. 1855 di Makassar). Sejarah Bagus Citro versi Pemdes Wanusobo lebih sesuai dengan kronologi pakem sejarah Diponegoro alasannya adalah berdasarkan keterangan Mas'adi -penduduk Wanusobo- Bagus Citro yaitu pasukan Diponegoro yang menghilang ke bantalan Wanusobo lari dari kejaran Belanda pasca ditangkapnya Diponegoro di Magelang. Kronologi ditangkapnya Diponegoro ini tidak berlawanan dengan fakta sejarah resmi yang tertulis dan valid. Hal ini pun mampu dicek di buku-buku sejarah resmi. Bila Raden Bagus Citro (abab ke-19) berjumpa dengan Sultan Hadiwijoyo (masa 16

Post a Comment for "Menyoal Isra'iliyyat Sejarah Kiai Hasan Wiso Bugel Jepara"