Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kitab Muhadharah Haulal Isra' Wal Mi'raj (Pdf Drive) - Tanpa Ta'wil Tajsim Dan Tasybih

 Muhammad Muhyiddin Sirojuddin yang pernah di Kitab Muhadharah Haulal Isra' wal Mi'raj (PDF Drive) - Tanpa Ta'wil Tajsim dan Tasybih
Teks klarifikasi mengapa Nabi mulai Mi'rojnya dari Masjidil Aqsha, bukan Masjidil Haram.
Foto: dutaislam.com.

Oleh M Abdullah Badri

Dutaislam.com - Kitab Muhadharah Haulal Isra' wal Mi'raj (Kuliah/Kajian Seputar Isra' dan Mi'raj) ini yakni kumpulan goresan pena penulisnya, Muhammad Muhyiddin Sirojuddin yang pernah ditalaqqi/disampaikan isinya secara eksklusif kepada Al-Mufassir Syaikh Abdullah Sirojuddin Al-Husaini, yang (barangkali) disebut dalam mukaddimahnya selaku Al-Imam Asy-Syaikh.

Karena sifatnya seperyi kumpulan makalah, wajar jika terjadi pengulangan substansi di sana sini. Tapi hal itu justru membuat pembaca makin gampang mengingat alasan yang dibangun penulisnya dalam kitab ini.

Misalnya pendapat penulis soal mi'rajnya Nabi ila Sidratil Muntaha. Bagi dia, -tidak sebagaimana para mufassir Al-Qur'an yang tidak menyatakan kekufuran bagi yang tidak mengimani adanya mi'raj (tanpa isra')- Isra' Nabi Muhammad Saw. ada dan termaktub jejaknya dalam Al-Qur'an, ialah Surat An-Najm.

Baca: Jual Kitab Kuning Makna Gandul Pesantren

Sejak permulaan surat, ayat-ayat indah An-Najm menegaskan bahwa Nabi Muhammad Saw. pernah hingga ke Sidratil Muntaha, alam yang di atasnya tidak ada alam lain kecuali kefanaan, alam yang Mala'ikat Jibril tidak mampu melawatinya, sampai berkeringat, dan Jibril menyebut alam itu sebagai "maqom ma'lum" Nabi Muhammad Saw. (hlm. 21)

Sepanjang kitab ditulis 193 halaman, penulis tidak pernah terlihat sedikitpun berpikir mujassimah atau musyabbihah, sebagaimana golongan wahabi dan khawarij. Ia juga tidak membiarkan ayat-ayat musyabbihat yang digunakannya -untuk membangun alasan pentingnya persitiwa Isra' Miroj- berlalu tanpa keterangan, seperti Ibnu Katsir dalam Bidayah wan Nihayah yang membiarkan kalimat Allah "fauqal Arasy" (di atas Arays) tanpa ta'wil.

Tegas penulis menyatakan bahwa Allah mampu dilihat oleh makhluknya. Ia menyatakan hal ini berkali-kali dalam banyak tempat di halaman kitabnya ini. Hadits riwayat Abu Dzar yang menceritakan Nabi Muhammad Saw. telah menyaksikan Allah saat Isro' juga berkali-kali dikutip penulis.


Bukti bahwa Allah mampu dilihat oleh manusia ialah saat Nabi ditanya "Hal Ro'aita Robbak" (Apakah kamu melihat Tuhan-Mu?). Rasulullah Saw. menjawabnya, "Ro'aitu Nuron" (aku menyaksikan Nur), atau "Qod Ro'aitu Nuron Anna Arohu" (Dengan nur-Nya aku menyaksikan-Nya). (hlm. 80). [dutaislam.com/ab]

[Download Muhadharat Haul Isra': 17 MB]

Keterangan:
Butuh waktu konsentrasi setidaknya 2-3 jam untuk membaca semua tema penting Kitab Muhadharah Haulal Isra' wal Mi'raj. Bisa dibaca sambil tiduran dalam bentuk PDF. Silakan download bagi yang minat baca, lewat link yang sudah disediakan di atas.

Post a Comment for "Kitab Muhadharah Haulal Isra' Wal Mi'raj (Pdf Drive) - Tanpa Ta'wil Tajsim Dan Tasybih"