Kitab Kifayatul Atqiya' Makna Pesantren (Pdf Drive) - Syarah Hidayatul Adzkiya'

Cover Kitab Kifayatul Atqiya' Makna Pesantren PDF. Foto: dutaislam.com.

Dutaislam.com - Salah satu hasil karya dalam bidang tasawuf yakni Kifayat al-Atqiya' Wa Minhaj al-Ashfiya, suatu karya berguna yang disusun oleh Sayid Bakari al-Makki bin Sayid Muhammad Syatho ad-Dimyathi. Karya ini ialah syarah dari kitab Hidayatul Adzkiya' Ila Thariqil Auliya'. 

Meskipun tidak sepopuler karyanya dalam fikih, I'anatut Thalibin, namun hal itu tidak meminimalkan nilai dan mutu dari karya tersebut. Walaupun berjumlah kurang dari 200 halaman, syarah ini mencakup berbagai topik wacana makna lisan yang terdapat dalam kasidah. 

Baca: Miliki Flashdisk Isi Ribuan Judul Kitab Kuning PDF

Selain itu, pembahasan juga dilengkapi dengan klarifikasi perihal struktur dasar dan posisi masing-masing kata dalam bait kasidah tersebut (i'rab). Tujuannya yaitu untuk mempermudah pengertian terhadap puisi Arab yang diketahui dengan struktur yang tidak tetap.

Syaikh Bakari juga menghidangkan kutipan-kutipan dari perkataan para ulama dan jago tasawuf, menjadikan syarah ini istimewa. Kitab Hidayat sendiri berisi kasidah olah spiritual yang dikarang oleh Zainuddin bin Syaikh Ali bin Syaikh Ahmad al-Malibari.

Sebagaimana yang diungkapkan oleh Syekh Zainuddin dalam syairnya, mazhab tasawuf yang dipegang sebagai panduan dalam mengasah ketajaman rohani adalah tasawuf Sunni yang tetap sesuai dengan Alquran dan sunah. Syekh Zainuddin menegaskan bahwa: tarekat para syekh dilandasi oleh Al-Qur'an maupun sunah. 

=====
JUDUL KITAB: Kifayatul Atqiya' wa Minhajul Ashfiya'
PENULIS: Syaikh Zainuddin bin Ali Al Al-Mu'abbari Al-Malibari
PENERBIT: -
TEBAL: 123 halaman PDF
SPACE: 32 MB (Siapkan kuota!)
DOWNLOAD PDF: Kifayatul Atqiya' Makna Pesantren
=====

Pendapat ini ditegaskan kembali oleh Sayid Bakari. Meskipun terdapat kombinasi dalam corak dan sistem yang dipakai oleh para sufi, tasawuf yang mereka anut tidak melanggar prinsip-prinsip utama Islam, ialah Quran dan sunah.

Faktanya, beberapa tokoh tarekat, tergolong sayyid al-thaifah, al-Junaid, menegaskan bahwa mazhab yang benar dalam bertasawuf mesti merujuk pada Alquran dan sunah. Mereka bahkan memperingatkan supaya tidak mengikuti para syekh tasawuf yang tidak mempunyai kemampuan menghafal dan mengamalkan Alquran serta sunah. Kedua sumber tersebut dianggap selaku bimbingan utama dalam perjalanan bertasawuf.

Hal yang serupa diungkapkan oleh Syekh Abdul Qadir al-Jilani, yang menegaskan bahwa mengikuti aturan-hukum yang ditetapkan oleh syariat dalam bertasawuf yakni faktor kunci untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan alam baka. 

Ia menekankan biar para pencari kebenaran (salik) berhati-hati dan berhati-hati selama proses bertasawuf, karena tidak mengamati jalur-jalur syariat sementara mengklaim mencapai puncak tertinggi tasawuf ialah jalan yang semu dan palsu. Sebab, hakikat dari syariat dan tasawuf sejatinya yaitu bentuk dedikasi yang benar kepada Allah. [dutaislam.com/ab]