Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Tafsir Surat Al-Baqarah Ayat 267 - Infaq Harta Terbaik Dan Ikhlas

penjelasan alquran tentang infaq di jalan allah Tafsir Surat Al-Baqarah Ayat 267 - Infaq Harta Terbaik dan Tulus
Ilustrasi Infaq Harta Terbaik di Jalan Allah. Foto: istimewa.


Oleh Karimah Abdillah


Dutaislam.com - Dalam Surat Al-Baqarah ayat 267, Allah SWT berfirman: 


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَنْفِقُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا كَسَبْتُمْ وَمِمَّا أَخْرَجْنَا لَكُمْ مِنَ الْأَرْضِ ۖ وَلَا تَيَمَّمُوا الْخَبِيثَ مِنْهُ تُنْفِقُونَ وَلَسْتُمْ بِآخِذِيهِ إِلَّا أَنْ تُغْمِضُوا فِيهِ ۚ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ حَمِيدٌ


Terjemah:

"Wahai orang-orang yang beriman! Infaqkanlah sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untukmu. Janganlah kau memilih yang jelek untuk kau keluarkan, padahal kamu sendiri tidak inginmengambilnya melainkan dengan memicingkan mata (enggan) terhadapnya. Dan ketahuilah bahwa Allah Mahakaya, Maha Terpuji". (QS. Al-Baqarah: 267)


Kata الْخَبِيث dalam bahasa Arab mempunyai makna yang jahat atau yang buruk. Ini yakni kata sifat yang digunakan untuk menggambarkan sesuatu atau seseorang yang mempunyai sifat-sifat negatif, mirip kejahatan, kejelekan, atau ketidakbaikan. 


Dalam konteks tafsir, kata ini juga dipakai untuk merujuk kepada apa yang tidak baik dan dilarang, mirip masakan atau langkah-langkah yang diharamkan oleh ajaran Islam.


Dalam surat Al-Baqarah ayat 267, kata الْخَبِيثَ yang disebutkan itu merujuk pada orang-orang yang berlaku jahat atau mempunyai sifat-sifat buruk dalam hal memperlihatkan bantuan atau sedekah. Ayat ini menyoroti perbedaan antara orang-orang yang menyumbangkan harta mereka secara nrimo dan ikhlas dengan orang-orang yang memberikan santunan dengan maksud untuk mendapatkan pujian atau kebanggaan dari orang lain.


Ayat ini menjajal menyampaikan pesan bahwa orang-orang yang melakukan amal kebajikan dengan niat ikhlas dan cuma mencari keridhaan Allah, mereka akan mendapat pahala dan kebaikan dari Allah. Sementara orang-orang yang berlaku jahat dalam cara mereka menawarkan sedekah atau sumbangan, dengan niat untuk memberikan kemurahan hati mereka terhadap dunia, tanpa ikhlas, akan menerima sifat الْخَبِيثَ atau orang yang jahat dalam konteks amal mereka. 


Jadi, kata الْخَبِيثَ dalam ayat ini merujuk kepada sifat-sifat negatif dan niat yang buruk dalam konteks memberikan pertolongan atau amal kebajikan.


Sabab Nuzul Ayat

Sabab Nuzul surat Al-Baqarah ayat 267 berhubungan dengan peristiwa di periode Rasulullah Muhammad ﷺ dan kaum Muslimin di Madinah. Ayat ini turun sebagai balasan kepada beberapa langkah-langkah dan praktik sebagian teman yang berinfaq atau menawarkan sedekah dengan harta yang kurang baik atau barang yang jelek. 


Salah satu pola yang sering diceritakan terkait dengan ayat ini adalah tentang beberapa orang Anshor yang memiliki kebun kurma di sekeliling masjid di Madinah. Mereka biasanya memperlihatkan kurma sebagai sedekah atau pemberian terhadap fakir miskin dan orang-orang yang membutuhkan, tetapi dalam beberapa perkara, sebagian dari mereka menunjukkan tandan kurma yang keras, buruk, atau tidak lagi segar. Ini menyebabkan kekecewaan di antara kaum fakir miskin yang bergantung pada pertolongan tersebut.


Surat Al-Baqarah ayat 267 pun turun untuk menunjukkan bimbingan kepada umat Islam wacana pentingnya memperlihatkan sedekah atau infaq dengan harta yang bagus, yang merefleksikan rasa keridhaan dan niat tulus. Ayat tersebut menekankan bahwa amal kebajikan harus diberikan dengan niat yang nrimo dan dengan barang yang memiliki kualitas baik. 


Ini juga mengingatkan umat Islam untuk tidak melakukan perbuatan yang mencampurkan antara kebaikan dan kejelekan dalam sedekah mereka dan memberikan arahan wacana kualitas dan niat dalam memperlihatkan sedekah dan memutuskan bahwa sedekah tersebut sungguh-sungguh berasal dari hati yang tulus dan sarat kebaikan.


Munasabah Ayat

Konsep berinfaq dengan yang bagus ini berhubungan dengan surat Al-Baqarah ayat 276, yaitu:

 

يَمْحَقُ اللّٰهُ الرِّبٰوا وَيُرْبِى الصَّدَقٰتِ ۗ وَاللّٰهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ كَفَّارٍ اَثِيْمٍ


Terjemah:

"Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran dan bergelimang dosa".


Riba sama sekali tidak mempunyai manfaat apapun, Allah SWT menetralisir berkah dari harta yang berasal dari riba karena riba dapat menjadikan pertentangan di antara orang-orang yang terlibat. 


Riba juga menciptakan perasaan benci dan bahkan mampu mengakibatkan konflik dan kekacauan. Sebaliknya, sedekah memiliki faedah, adalah dengan menawarkan harta sesuai dengan pedoman agama, harta tersebut akan berkembang dan menunjukkan berkah yang berlipat ganda.


Tafsir Al-Baqarah Ayat 267

Tafsir al-Qurthubi menjelaskan ayat ini dengan penitikberatan pada rancangan infaq dan perilaku yang sebaiknya disertai oleh orang-orang yang menawarkan infaq. Berikut ialah beberapa poin utama dalam tafsirnya:


a. Menginfaqkan Harta di Jalan Allah

Ayat ini pertama-tama menekankan pentingnya menginfaqkan harta atau sumber daya dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat dan agama Allah SWT. Ini mencakup semua jenis infaq, baik dalam bentuk harta, waktu, keterampilan, atau upaya. Tujuannya ialah untuk mendukung agama, mengembangkan kemakmuran sosial, dan membantu mereka yang membutuhkan.


b. Tanpa Mengiringi Kerusakan 

Salah satu aspek penting dalam infaq yaitu mempertahankan integritas dan moralitas dalam langkah-langkah penyumbangan. Orang-orang yang menawarkan infaq harus melakukannya dengan budi dan penuh pertimbangan. Mereka tidak boleh menciptakan kerusakan dalam masyarakat atau merugikan orang lain lewat langkah-langkah infaq mereka. Ini mencerminkan pentingnya akhlak dan tanggung jawab dalam berinfaq.


c. Pahala di Sisi Tuhan

Ayat ini menekankan bahwa orang-orang yang menginfaqkan harta mereka dengan niat yang ikhlas akan menerima pahala yang besar dari Allah. Ini ialah penghargaan atas kebaikan dan keikhlasan mereka. Pahala ini dapat berupa pahala di dunia, mirip kedamaian batin, dan pahala di alam baka, seperti nirwana.


d. Tidak Ada Kekhawatiran atau Kesedihan

Salah satu pesan utama ayat ini yaitu bahwa orang-orang yang menawarkan infaq dengan benar tidak perlu cemas ihwal nasib harta yang mereka sumbangkan atau merasa duka ihwal kehilangan harta tersebut. Allah menjamin bahwa mereka akan mendapatkan pahala yang lebih besar dibandingkan dengan apa yang mereka berikan. Ini memperlihatkan bahwa infaq yang ikhlas yaitu investasi spiritual yang mempunyai manfaat jangka panjang.


Selain itu, ayat ini juga mengajarkan bahwa orang-orang yang melakukan infaq dengan benar dan tanpa membuat kerusakan dalam penduduk akan merasa aman dan tidak perlu bersedih hati. Mereka dapat merasa puas bahwa tindakan baik mereka diakui dan dihargai oleh Allah. 


Dalam konteks yang lebih luas, ayat ini menggarisbawahi pentingnya adab dalam berinfaq, seperti tidak memburu kepentingan eksklusif, tidak merugikan orang lain, dan bertindak dengan sarat akal. Itu juga mengingatkan umat Islam tentang pentingnya niat lapang dada dalam melakukan amal kebaikan, karena Allah mengukur amal seseorang menurut niatnya. [dutaislam.com/ab


Post a Comment for "Tafsir Surat Al-Baqarah Ayat 267 - Infaq Harta Terbaik Dan Ikhlas"