Menjawab Tuduhan Sesat Fatwa Kepercayaan Sufisme
![]() |
Ilustrasi Menjawab Tuduhan Sesat Akidah Sufisme. Foto: istimewa. |
Oleh Afdila Fahma
Dutaislam.com - Pada permulaan awalnya, sufi ialah orang yang bisa mengatur dan menyaring dirinya sehingga yang keluar dari anggota tubuhnya itu senantiasa baik, contohnya dalam berucap, dalam melaksanakan aktifitas maupun perilaku dengan mulia.
Arti kata sufi berasal dari bahasa Arab yakni shoffa yang artinya membersihkan sesuatu yang kotor atau menyaring sesuatu yang kotor sehingga muncul yang bersihnya saja. Baca: Flashdisk Ebook Sufisme Lengkap 32 GB.
Diantara orang-orang muslim sendiri banyak yang mengecam sufisme. Mereka menatap bahwa sufisme atau sufistik merupakan fatwa dan gerakan yang bukan Islam, tidak pernah diajarkan maupun dipraktikkan oleh baginda Nabi Muhammad Saw, mereka juga menganggap sufisme yakni ajaran sesat dan merugikan umat Islam.
Tak hanya itu, tuduhan bahwa acara tasawuf sebagai perbuatan tidak dibenarkan, tidak ada dalam syariat, sesat dan jauh dari al-Quran hadis, bahkan dituduh selaku kafir.
Dalam membenarkan tuduhan-tuduhan negatif yang ditujukan pada sufisme ini telah dibuktikan yakni pada abad Rasulullah Saw sudah ada kaum sufi yang disebut Ahl al-Suffah. Di antaranya ialah Abu Hurairah. Tentang Ahlus Suffah Abu Hurairah ra, mengatakan:
لَقَدْ رَأَيْتُ سَبْعِينَ مِنْ أَصحَابِ الصّفَّةِ مَا مِنْهُمْ رَجُلٌ عَلَيْهِ رِدَاءٌ إِمَّا إزَارٌ وَإِمَا كِسَاءٌ قَدْ رَبَطُوا فِي أَعْنَا قِهِمْ فَمِنْهَا مَا يَبْلُغُ نِصْفَ السَّا قِيْنِ وَمِنْهَا مَا يَبْلُغُ الْكَعبَيْنِ فَيَجْمَعُهُ بِيَدِهِ كَرَاهِيَةَ أنْ تُرَى عَوْ رَتُهُ
Terjemah:
"Saya melihat 70 orang dari ahl al-suffah, tidak seorang pun di antara mereka yang menggunakan rida‘ (Sejenis kain penutup bagian atas badan). Mereka hanya mengenakan sarung atau kisa' (belahan kain). Mereka mengikatkan cuilan kain tersebut pada leher mereka. Ada yang menjulur sampai separuh betis dan ada yang sampai kedua mata kaki. Kemudian dia mengumpulkannya dengan tangan karena khawatir tampakauratnya".
Meskipun ada ungkapan tasawuf, sufi dan tarekat belum populer pada kala Nabi Muhammad Saw atau tasawuf belum menjadi ilmu. Namun dalam praktiknya telah dipraktikkan oleh Rasulullah Saw. Sikap-perilaku mulia Rasulullah seperti asketisme, ketekunan, wara', istiqamah, tawakkal, uzlah, dll yaitu perilaku yang dilakukan oleh para sufi. Dengan kata lain, tasawuf bersinergis dengan pemikiran Islam.
Imam Malik ra juga menyampaikan bahwa orang yang bertasawuf haruslah berusaha menjadi seorang yang juga mempelajari ilmu fikih (menjalani syariat). Beliau juga mengatakan orang yang hanya mempelajari Ilmu fikih, namun tidak mau menjalani tasawuf maka hatinya tidak dapat mencicipi kenikmatan takwa.
Dari ucapan-ucapan tersebut, para imam madzhab telah tidak disangsikan lagi keilmuan dan kehujjahannya, bahwa mereka telah memberi penegasan bila syariat dan tasawuf seharusnya mesti diamalkan sekaligus.
Ilmu tasawuf tidak bertentangan dengan ajaran Al Qur'an dan Sunnah Rasulullah Saw. Bahkan Al Qur'an dan Sunnah Rasulullah itulah yang menjadi sumber sufisme.
Ajaran-anutan wacana khauf, raja', taubat, zuhud, tawakal, syukur, sabar, rida, lapang dada, ketenangan dan lain sebagainya secara terperinci diterangkan dalam Al-Qur'an.
Dalam hadist pun banyak membahas perihal kehidupan rohaniah sebagaimana yang ditekuni oleh kaum para sufi setelah baginda Rasulullah Saw. Secara subtansial ilmu tasawuf bukanlah suatu disiplin ilmu yang sesat dan menyesatkan, sekalipun ada penyimpangan itu merupakan dari pengamalnya atau orangnya, jadi bukan tasawufnya.
Usatdz wahabi Firanda Adirja sempat menerangkan bahwa seorang sufi atau orang yang mendalami sufisme itu harus terperinci thoriqahnya atau jalan yang diambil dalam membersihkan jiwa dengan menentukan ajaran dan aqidah apa yang hendak diambil atau dipelajari.
Seorang Sufi yang benar ialah orang yang mendahulukan akhiratnya dibandingkan dengan dunianya, tetapi kalau sufi yang memiliki dogma yang bertentangan dengan syariat maupun sunnah Rasulullah Saw semisal thoriqoh sufi meyakini nabi Muhammad masih hidup, telah terperinci sufi ini yaitu sufi yang tidak dibenarkan dan ialah fatwa sufisme yang salah.
Tasawuf atau sufisme selalu istiqamah bareng Allah SWT dan serasi dengan makhlukNya. Menurut Imam Al Ghazali, siapa pun yang istiqamah bareng Allah SWT, berakhlak baik kepada orang lain dan bergaul dengan santun, maka beliau ialah seorang sufi. [dutaislam.com/ab]
Afdila Fahma, tinggal di Gresik, Jawa Timur
Post a Comment for "Menjawab Tuduhan Sesat Fatwa Kepercayaan Sufisme"