Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Keunikan Kitab Khawash Al-Qur'an - Karya Imam Ghazali

Kumpulan Link Download Kitab Makna Pesantren

Karya lain Al-Ghazali yang senada dengan kitab ini adalah kitab Al-Aufaq (PDF). Keduanya ialah karya unik Al-Ghazali yang membicarakan perihal tema-tema living Al-Qur'an (untuk tidak menyebut mantra ruqyah syar‎’iyah) di luar ekspektasi banyak orang yang konsern mengkaji pedoman Al-Ghazali. Di mana dalam studi keislaman selama ini, Al-Gazali lebih dikenal selaku seorang ulama fakih-cum-sufi (kitab Ihya’ Ulumiddin), filosof (kitab al-Munqidz min adl-Dlalal) dan ushuli/andal ushul fikih (kitab al-Mustashfa).

Sementara kitab Khowass Al-Qur'an ini lebih mengkaji Al-Qur'an dari perspektif klinis, dalam bahasa Majdi Muhammad As-Sahawi (Intelektual Mesir) disebut at-Thibb ar-Ruhaniy. Lebih tepatnya, Al-Qur'an dipahami sebagai media ruqyah syaríyah (terapi pengobatan berbasis ayat-ayat Al-Qur'an).

Keunikan Kitab Khowass Al-Qur'an
Keunikan kajian dalam kitab Khowass Al-Qur'an ini terdapat pada dua segi: Pertama, kitab ini menjelaskan beberapa duduk perkara klinis maupun problem sosial empirik yang dialami pribadi oleh masyarakat (tajribah).

Selain riwayat (kisah) para tokoh pelaku (praktisi), juga dijelaskan tatacara praktek (aplikatif) pengamalan ayat-ayat yang dinilai memiliki kekuatan magis dan menjadi “mantra” ruqyah dalam menjawab duduk perkara-dilema yang dihadapi. Misalnya doa sakit mata, doa sakit panas, doa sakit kepala, doa pembungkam lawan, doa keharmonisan rumah tangga, doa mahabbah, doa kecerdasan (memiliki daya hafal besar lengan berkuasa), doa perjalanan maritim, doa kesembuhan dari penyakit lepra, doa melahirkan dan lain-lain.

=======
IDENTITAS KITAB:
Nama Kitab : Khowashul Qur'an (PDF)
Penulis    : Imam Abu Hamid Imam Al-Ghazali
Tahqiq     : Majdi Muhammad as-Sahawi, Intelektual Mesir
Penerbit   : -
Tebal      : 106 halaman
Size       : 22.8 MB
Link Download:
1. Kitab Khowashul Qur'an (PDF) Imam Al-Ghazali (Cet 1)
2. Kitab Khowashul Qur'an (PDF) Imam Al-Ghazali (Cet 2)
=======

Contohnya, dikisahkan dalam kitab tersebut, bahwa Imam Malik bin Anas (Mufti Madinah) masa itu diundang Khalifah Harun Ar-Rasyied untuk menghadap Istana, karena mengeluarkan fatwa yang berlawanan dengan politik penguasa, sehingga membuat pihak istana dikala itu geram.  Namun, Imam Malik tetap bersikukuh untuk tidak menemuinya secara eksklusif.

Hal ini membuat Khalifah Harun kian murka besar dan risikonya mendatangi pribadi kediaman Imam Malik. Qadarullah, setelah mereka bertemu langsung, justru yang terjadi sebaliknya. Khalifah Harun menghormati Imam Malik dengan penuh hormat dan sikap lemah lembut, begitu juga Imam Malik menyambutnya dengan sarat doa dan kebanggaan.

Ajudan Istana dikala itu secara tiba-tiba heran, seakan mengajukan pertanyaan apakah gerangan yang menciptakan Khalifah tiba-datang ramah padahal sebelumnya sangat amarah. Ternyata Imam Malik menuliskan ayat Kaf, Ha’Ya’Ain Shod di tangan kanannya dan Ha’Mim Ain Siin Qoof di tangan kirinya.

Kisah lain yang juga diceritakan adalah Imam as-Syafie. Sesampainya di Mesir, Imam asy-Syafi’e diundang untuk menghadap Sang Raja. Sebelum menemuinya, Imam asy-Syafie membaca surat Al-Mukminun ayat 97-98 agar dipermudah mendapatkan informasi ijin (permit) bagi pendatang gres di daerah Mesir. Sebelumnya, Imam asy-Syafié telah lama mengajukan permohonan tersebut, tetapi tidak cepat mendapat respon konkret.

Walhasil, Qadarullah, risikonya Imam Asy-Syafie mendapat sambutan hangat dan kehormatan dari Raja Mesir, bahkan ia diperkenankan berbagi ilmunya hingga ia sukses dan balasannya ia pun wafat dan dimakamkan di Mesir.

Kedua, sisi keunikan yang mempesona dari Kitab Khowass Qur'an Al-Ghazali (PDF) ini terletak pada epistem yang digunakan. Dalam ekonomis penulis, al-Gazzali cenderung memakai tiga pendekatan dalam mengetahui (mentakwil) ayat-ayat Al-Qur'an sebagai mantra ruqyah syaríyah.

Pertama, Iqtirobah Lughowiyah (pendekatan kebahasaan yang berbasis pada korelasi (munasabah) makna kata yang mempunyai relevansi dengan peristiwa). Misalnya dalam hal terapi penyembuhan sakit mata, ayat yang dipilih antara lain yaitu QS. Qaff: 22. Dalam Ayat tersebut terdapat kata bashor (mata), sehingga diduga kuat memiliki relasi makna dengan peritiwa sakit mata yang dialami.

Contoh lain doa sakit panas, ayat yang digunakan untuk ruqyah sakit panas ialah ayat yang di dalamnya terdapat kata takhfif (merenggangkan), di mana disinyalir kuat ayat tersebut mempunyai korelasi makna dengan kurangnya sakit panas yang dideritanya mirip QS. An-Nisa’: 28; Al-Anfal: 66 dan Al-Baqarah: 178.

Begitu pula doa terapi untuk melahirkan secara gampang. Ayat yang dipilih yaitu QS. Al-Insyiqoq:1-4. Ayat ini mempunyai kandungan arti pecah (insyiqoq) sehingga dipandang sempurna untuk terapi melahirkan karena maknanya terkait dengan pecahnya ketuban (tahapan pertama proses melahirkan).

Kedua, Iqtirobah Bayaniyah (dalail-nasshiyah), dalam istilah Imam Asy-Syafie bayan dimaknai dalil. Yakni pendekatan dalil-dalil tekstual normatif baik dari Al-Qur'an maupun as-Sunnah, yang mengandung unsur kalimat doa (alfadz thalabiyah), meski kadang-kadang tidak ada hubungan makna antara kata dengan peristiwa yang terjadi.

Intinya pendekatan ini lebih pada adanya kekuatan teks otoritatif. Contohnya doa permintaan supaya hajat segera terkabulkan (berdasar Hadis Riwayat Nafi’dari Abdullah bin Umar), Fadilah Surat al-Fatihah untuk segala penyakit (berdasar Hadis Riwayat Imam Al-Bukhari), Khasiat Ayat Kursi supaya terhindar dari gangguan Jin (berdasar Hadis Riwayat Abu Hurairah).

Ketiga, Iqtirobah Irfaniyah, yaitu pendekatan iktikad hati (wijdaniy) terhadap ayat-ayat muqotthoát (mirip awail suwar/ayat-ayat di permulaan surat) yang diyakini mempunyai kekuatan magis tersendiri. Asumsi Al-Ghazali, ayat-ayat tersebut posisinya berada di permulaan surat yang diduga selaku perisai atas originalitas Al-Qur'an.

Selain itu, dominan mufassir menentukan tawaqquf dalam memaknai ayat-ayat tersebut dan menyerahkan maknanya kepada Allah (dengan kalimat wallahu a’lamu bi murodihi). Contohnya ayat-ayat yang dipraktikkan Imam Malik seperti telah disebutkan kisahnya di atas. Masih banyak acuan ayat-ayat lain yang diterangkan Al-Ghazali dalam penjelasan kitab tersebut.

Simpulnya, bahwa multitalenta keilmuan Al-Ghazali di satu sisi patut diapresiasi positif sebagai tolak ukur pertumbuhan keilmuan islam multi-disipliner abad itu, sehingga ulama selanjutnya memiliki giant (cantolan) atau sanad keilmuan untuk mengembangkannya.

Lain dari pada itu, karya Khowass Al-Qur'an Al-Ghazali ini membuka ruang alam pikir gres bagi kaum intelektual muslim untuk melaksanakan riset-riset lanjutan berbasis Al-Qur'an, sehingga Al-Qur'an tetap mempunyai nilai tran-historis (istibdadiyah) dan terus menemukan saat-saat hubungannya seiring perkembangan ilmu pengetahuan dalam konteks kehidupan penduduk .

Lagi-lagi untuk menjaga predikat Al-Qur'an yang diyakini selaku kitab wahyu epilog (khatam al-kutub as-samawiyah) yang komprehensif (kamil-syamil). Wallahu a’lamu bi showab!. [dutaislam.com/ab]

Maulidi, Asrama Nurul Ihsan, Ponpes Salafiyah Syafieyah Sukorejo Situbondo

Post a Comment for "Keunikan Kitab Khawash Al-Qur'an - Karya Imam Ghazali"